a. Pengertian
Pandangan Hihup
Menurut
Koentjaraningrat (1980) pandangan hidup adalah nilai-nilai yang dianut oleh
suatu masyarakat yang dipilih secara selektif oleh para individu dan golongan
didalam masyarakat. Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap
hidup. Sedangkan menurut Manuel Kaisiepo 1982, pandangan hidup merupakan bagian
hidup manusia. Tidak ada seorang pun tang hidup tanpa pandangan hidup meskipun
tingkatannya berbeda-beda. Pandangan hidup mencerminkan citra dari seseorang
karena pandangan hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.
Apa
yang dikatakan oleh seseorang adalah pandangan hidup karena dipengaruhi oleh
pola berfikir tertentu. Tetapi, terkadang sulit dikatakan sesuatu itu pandangan
hidup, sebab dapat pula hanya suatuidealisasi belaka yang mengikuti kebiasaan
berfikir yang sedang berlangsung di dalam masyarakat. Setiap Bangsa, Negara
maupun manusia yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas kearah mana
tujuan yang ingin dicapainya sangatmemerlukan pandangan hidup. Dengan pandangan
hidup yang jelas, suatu Bangsa, Negara maupun manusia akan memiliki pegangan
dan pedoman bagaimana ia memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak
masyarakat yang semakin maju. Berpedoman pada pandangan hidup itu pula
seseorang akan mampu membangun dirinya.
Pandangan
hidup cendrung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai pelengkap
dalam pembuatan, pembenaran atau rasionalisasi nilai-nilai. Pandangan hidup
memberi pandangan pada nilai-nilai yang dimilikinya sendiri baik Bangsa, Negara
maupun manusia yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekat untuk
mewujudkannya.
Ideologi
Menurut
William J. Goode, dalam bukunya Vocabulary for Sosiology (1959)
ideologi mengandung dua hal. Yaitu:
1) Unsur-unsur
filsafat yang digunakan, atau usulan-usulan yang digunakan sebagai dasar untuk
kegiatan.
2) Pembenaran
intelektual untuk seperangka norma-norma, seperti kapitalisme dan sebagainya.
Ideologi
merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem dasar kepercayaan dan
petunjuk hidup sehari-hari. Sesuatu ideologi bagi masyarakat tersusun dari tiga
unsur, yaitu:
a) Pandangan
hidup (world view)
b) Nilai-nilai
(value)
c) Norma-norma
(lenski, 1974)
Pandangan
ini menunjukkan bahwa pandangan hidup itu merupakan bagian dari ideologi.
Kebudayaan dapat membuat kemungkinan-kemungkinan menjawab pertanyaan mengapa
(why) tentang sesuatu dari kehidupan. Untuk menjawabnya, masyarakat
mengepresikan hasil kebudayaan untuk mencapai beberapa pengertian.
Dalam kenyataan ternyata ilmu pengetahuan mampu menjawap pertanyaan mengapa
(why)-nya sesuatu, tetapi sekaligus mengundang pertanyaan-pertanyaan
selanjutnya.
Pada
abad ke-18 dan pada awal ke-20 banyak orang berfikir bahwa ilmu
pengetahuandapat menggantikan semua kedudukan ideologi (termasuk pandangan hidup)
dan merupakan pelengkap terakhir dari keterbatasab pandangan hidup. Sudah
mafhum bahwa sains modern telah memikirkan segala sesuatu, bahkan mendidik
pribadi untuk bersikap mengambil sejumlah kemudahan dalam rumuskan pandangan
hidupnya. Tetapi, lambat laun sains tidak dapat menghasilkan kreasinya, dalam
kenyataan ia menghindar dari soal-soal yang berdasar tentang realitas.
Dalam
ideologi tindak hanya ada norma dan pandangan hidup, tetapi ada nilai-nilai.
Hanya yang penting ialah nilai-nilai itu cendrung mengikat pandangan hidup.
Pandangan hidup merupakan pelengkap nilai-nilai dalam membuat pembenaran atau
rasionalisasi untuk nilai-nilai, seperti untuk melakukan suatu kegiatan;
pandangan hidup memberi semangat kepada nilai-nilai.
Dari
uraian diatas, nampak pada kita bahwa ideologi lebih luas dari pada pandangan
hidup. Ideologi biasanya tidak dipakai dalam hubungan individu. Ideologi
digunakan dalam konteks yang lebih luas, seperti ideologi negara, ideologi
masyarakat atau ideologi kelompok tertentu. Tetapi, lahirnya suatu Ideologi
dapat disusun secara sadar oleh tokoh-tokoh pemikir suatu masyarakat atau
golongan tertentu dari masyarakat, yang diperuntukan bagi masyarakat.
b. Cita-Cita
Cita-cita
adalah suatu keiginan yang terkandung didalam hati, karena itu cita-cita juga
berarti angan-angan, keiginan, harapan, atau tujuan.
Cita-cita
tidak dapat dipaksakan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti
manusia tanpa dinamika. Tidak ada dinamika berarti tidak ada kemajuan dan
hidup asal hidup saja. Itu sebabnya sikap hidup hanya menimbulkan daya
kreatifitas manusia. Banyak hasil seni yang melukiskan cita-cita, kebajikan dan
sikap hidup seseorang. Cita-cita sering lkali berupa perasaan hati yang
merupakan suatu keinginan yang tidak ada dalam hati. Cita-cita diartikan
sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat, atau harapan, keinginan ada yang
baik dan ada yang buruk, keinginan yang baik adalah keinginan yang dicapai
dengan tidak merugikan orang lain. Keinginan buruk adalah keinginan yang dapat
merugikan orang lain.
Cita-cita
berarti harapan, keinginan, dan tujuan. Contoh cata-cita yang berarti harapan.
Misalnya, Adi mendapat nilai C bukan main kecewanya, ia mengharapkan nilai A,
sebab pesiapan untuk final yang dilaksanakannya cukup lama dan ia merasa telah
menguasai benar-benar materi yang diujikan.
Cita-cita
yang berarti keinginan. Maya ingin sekali melanjutkan studinya UGM. Ia
mendaftar dan mengikuti testing masuk perguruan tinggi. Ternyata tidak lulus
sehingga ia tidak dapat melanjutkan studinya di UGM.
Contoh
cita-cita tang berarti tujuan, Nana bertujuan setamat SMA akan melanjutkan
sekolahnya di Jakarta, ikut pamannya. Ternyata tamat SMA, pamannya dipindah
tugaskan keluar jawa. Hal itu menyebabkan Nana tidak jadi melanjutkan
sekolahnya di Jakarta.
Ada
tiga katagori keadaan hati seseorang.
a. Orang
yang berhati keras, tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya tercapai. Ia
tidak menghiraukan rintangan, tantangan dan segala kesulitan yang dihadapinya.
Orang yang berarti keras biasanya mencapai hasil yang gemilang dan sukses
hidupnya.
b. Orang
yang berhati lunak dalam usaha mencapai cita-cita menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu, karena itu
biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-cita.
c. Orang
yang lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi bila menghadapi
kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan atau berganti keinginan.
c. Kebajikan
Kebajikan
dapat diartikan kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan,
keselamatan, keuntungan, kemakmuran dan kebahagiaan. Manusia berbuat kebaikan
karena menurut kodratnya, manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci).
Dengan kesucian jiwanya itu mendorong hati nuraninya untuk berbuat kebaikan. “sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan”. (Q. S AN-Nahl =
90).
Manusia
adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur
itu terpisah bila manusia meninggal. Karena pribadi merupakan, manusia
mempunyai pendapai sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri,
cita-cita sendiri dan sebagainya.
Manusia
merupakan makhluk sosial: manusia hidup bermasyarakat, manusia saling
membutuhkan, saling tolong menolong, saling menghargai sesama anggota
masyarakat. Sebaliknya pula saling mencurigai, saling membanci, saling
merugikan dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk tuhan, diciptakan manusia
dapat berkembang karena Tuhan. Untuk itu manusia di lengkapi kemampuan jasmani
dan rohani, juga fasilitas alam sekitarnya seperti tanah, air, tumbuh-tumbuhan,
dan sebagainya.
Kebajikan
dapat dilihat dari tiga segi yaitu:
a. Manusia
sebagai pribadi; dapat menentukan baik buruk. Yang menentukan baik buruk itu
adalah suara hati. Suara hati bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik
atau tidak. Jadi, suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara
hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia sering kali tidak mau
mendengarkannya.
b. Manusia
sebagai anggota masyarakat; yang menentukan baik buruk adalah suara hati
masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati
masyarakat menganggap baik.
c. Manusia
sebagai makhluk Tuhan; melakukan apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Kebajikan
berasal dari dua sumber yaitu:
a. Manusia
sebagai khalifah dimuka bumi ini (Q. S AL-Baqarah: 30)
b. Allah
Yang Maha Kuasa, yang menciptakan alam semesta beserta seluruh isinya.
Kebajikan
Tuhan adalah berupa karunia-Nya. Bagi orang yang tidak beriman kepada Tuhan,
mereka tidak percaya adanya kebajikan yang berasal dari karunia-Nya, tetapi
bagi orang yang beriman, ia percaya bahwa kebajikan manusia adalah karena
karunia-Nya juga, manusia hanya sebagai perantaraannya saja.
Kebajikan
dapat dikelompokkan dalam tiga, yaiu:
a. Kebajikan
yang berupa tingkah laku, misalnya sabda dan perbuatan Nabi Muhammad SAW
merupakan Rahmatan Lil’alamin.
b. Kebajikan
yang berupa benda-benda, misalnya harta kekayaan, bila tidak diamalkan maka
harta tersebut hanya berjasa bagi pemiliknya saja, bila diamalkan harta
demikian berfungsi untuk sosial.
c. Kebajikan
yang berupa benda yang tak berwujud, misalnya ilmu pengetahuan, kemampuan dan
keahlian untuk menciptakan sesuatu.
Pepatah
mengatakan bahwa. “Ilmu yang tidak di amalkan ibarat pohon yang tidak
berbuah”. Tetapi ilmu yang diamalkan memiliki makna kebajikan dan keutamaan
yang dalam sekali. Nabi Muhammad SAW bersabda “Barang siapa yang di
kehendaki baik oleh Allah maka ia di pintarkan dalam hal keagamaan dan diilhami
oleh-Nya kepandaian dalam hal itu”. (H. R Bukhari, Muslim, Tabrani).
Hadits
diatas menjelaskan bahwa betapa tinggi nilai ilmu pengetahuan itu sehingga
dipersamakan seiring dengan derajat kenabian, betapa pula rendahnya suatu
amalan yang sunyi dari ilmu pengetahuan, sekalipun yang beramal ibadat itu
tentunya tidak terlepas dari pengetahuan cara ibadat yang senantiasa di
kekalkan mengerjakannya, maka jika tanpa pengetahuan cara peribadatannya
pastilah bukan ibadat namanya.
Contoh
seperli wasiat Luqman kepada anaknya: “Hai anak ku, pergaulilah para alim
ulama dan rapatilah mereka itu dengan kedua lutut mu, sebab sesungguhnya Allah
SWT menghidupkan hati dengan cahaya hikmah sebagaimana Dia menghidupkan bumi
dengan hujan lebat dari langit”.
Hidup
adalah kegelapan
Jika
tanpa hasrat dan keinginan
Hasrat
adalah butang
Jika
tanpa pengetahuan
Dan
pengetahuan adalah hampa
Jika
tidak diikuti pelajaran
Semua
pelajaran akan sia-sia
Jika
tidak disertai cinta
(KAHLIL
GIBRAN)
d. Usaha/perjuangan
Usaha /perjuangan
adalah kerja keras untuk mewujudkan cita-cita. Kerja keras itu dapat dilakukan
dengan otak/ilmu maupun denan tenaga/jasmani, atau dengan kedua-duanya. Kerja
keras pada dasarnya menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Untuk bekerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan, karena kemampuan terbatas
timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan manusia lainnya,
Kepercayaan/Keyakinan
Menurut
Prof. Dr. Harun Nasution (bahan ceramah pada perantaran pengajar
Ilmu Budaya Dasar di Bukit Tinggi, 1981), menurut beliau ada tiga aliran
filsafat:
a. Aliran
Naturalisme
Hidup
manusia dihubungkan dengan kekuatan gaib yang merupakan kekuatan tertinggi.
Kekuatan gaib itu dari natur, dan natur itu dari Tuhan. Tetapi bagi yang tidak
percaya pada Tuhan, natur itulah yang tinggi. Tuhan menciptakan alam semesta
lengkap dengan hukum-hukumnya, secara mutlak di kuasai Tuhan. Manusia sebagai
makhluk tidak mampu menguasai alam ini karena manusia itu lemah, manusia hanya
dapat berusaha dan berencana tapi yang menentukannya adalah Tuhan.
Bagi
yang percaya pada Tuhan, Tuhan itulah kekuasaan tertinggi. Manusia adalah
makhluk ciptaan Tuhan, karena itu manusia mengabdi pada ajaran-ajaran Tuhan
yaitu agama. Ajaran agama ada dua yaitu:
ü Ajaran
agama yang dogmatis yaitu yang di sampaikan Tuhan melalui Nabi-Nabi, sifatnya
tetap dan tidak berubah
ü Ajaran
agama dari pemuka-pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia, sifatnya
relatif (terbatas) dan berubah sesuai dengan perkembangan agama.
Apabila
aliran naturalisme ini di hubungkan dengan pandangan hidup maka keyakinan
manusia itu bermula dari Tuhan. Jadi, pandangan hidup yang dilandasi oleh
ajaran-ajaran agama, manusia yakin bahwa kebajikan itu di ridhai oleh Tuhan.
Pandangan hidup yang dilandasi bahwa Tuhanlah kekuasaan tertinggi, yang
menentukan segala-galanya disebut pandangan hidup keagamaan (religius),
sebaliknya apabila manusia tidak mengakui adanya Tuhan, natur adalah kekuatan
tertinggi, maka keyakinan itu berasal dari natur dan pandangan hidup yang
dilandasi oleh natur, manusia yakin bahwa kebajikan itu kebajikan natur dan
pandangan hidup ini sifatnya ateistik. Disebut pandangan hidup komunisme.
b. Aliran
Intelektualisme
Dasar
aliran ini adalah akal atau logika. Manusia mengutamakan akal, dengan akal
manusia berfikir. Mana yang benar menurut akal itulah yang baik, walaupun
mungkin bertentangan dengan hati nurani . akal berasal dari bahasa Arab yang
artinya Kalbu yang rpusat dihati, sehingga timbullah istilah “Hati Nurani”
artinya daya rasa.
Apabila
aliran ini di hubungkan dengan pandangan hidup, maka keyahinan manusia itu
bermula dari akal. Jadi, pandangan hidup itu dilandasi oleh keyakinan,
kebenaran yang diterima akal. Benar menurut akal itulah yang baik. Manusia
yakin bahwa kebajikan hanya dapat diperoleh dengan akal.
c. Aliran
Gabungan
Aliran
gabungan adalah kekuatan gaib dan juga akal. Kekuatan gaib artinya kekuatan
yang berasal dari Tuhan, percaya adanya Tuhan sebagai dasar keyakinan.
Sedangkan akal adalah dasar kebudayaan, yang menentukan benar tidaknya sesuatu.
Segala sesuatu dinilai dengan akal, baik sebagai logika berfikir maupun sebagai
lohika rasa. Jadi, apa yang benar menurut logika berfikir, juga dapat diterima
oleh hati nurani. Logika berfikir tidak ditekankan pada logika berfikit
individu, melainkan logika berfikir kolektef (masyarakat) pandangan hidup ini
adalah disebut sosialisme akal dalam arti baik sebagai logika berfikir maupun
sebagai daya rasa, logika berfikir secara individual maupun kolektif. Pandangan
hidup ini disebut sosialisme religius. Dua pandangan hidup ini terdapat
perbedaan pokok. Pandangan hidup sosialisme menekan pada logika berfikir kolektif,
sedangkan pandangan hidup sosialisme religius menekan pada logika berfikir
kolektif dan individual. Pandangan hidup sosialisme mengutamakan logika
berfikir dari pada hati nurani, sedangkan sosialisme religius mengutamakan
kedua-duanya, logika berfikir dan hati nurani.
f. Jelaskan Bagaimana Anda Memaknai hidup
Kadang kala kita sebagai manusia selalu
diliputi rasa gelisah, resah dan gundah, ada juga merasa dirinya senang bahagia
dsb, tahukah anda bahwa semuanya akan kembali ketitik awal yaitu hal semu atau
fatamorgana, sehingga kita kerap kali lepas kontrol dalam mengarungi kehidupan
ini sehingga banyak orang melampiaskannya ke obat2an seperti Narkoba, Diskotik
dsb dan itupun akan kembali ke tiitk awal yaitu semu atau fatamorgana. Oleh karena itu kita juga tidak lupa untuk selalu
mengingat ALLAH SWT dan selaalu beribadah kepadanya, tujuannya cuma 1 agar kita
tau makna hidup yang sebenarnya, dan tidak saah dalam memaknai hidup.
g. Bagaimana Usaha Anda Untuk Menggapai
Cita-Cita Anda Selama Menjalani Hidup Ini
usaha
saya untuk sekarang ini tentunya semangat menjalani perkuliahan, karna saya tau
orang bersungguh-sungguh akan mendapatkan hasil yang manis dikemudian hari,
saya sempat merasa tidak percaya diri dengan jurusan yang saya ambil, namun
dengan semangat ini saya yakin saya dapat menggapai cita-cita saya, yang tidak
jauh dengan jurusan yang saya ambil sekarang. Dan tidak lupa agar selalu
beribadah kepada ALLAH SWT, berdo’a kepadanya insyaALLAH kemudahan akan selalu
bersama kita. Amin amin yaa rabbal alamin
Nama : Haris Winando
Kelas : 1TB02
NPM ; 24314805
Tidak ada komentar:
Posting Komentar