PENGERTIAN
ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN
Pengertian
Arsitektur
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat tinggal, atau juga bisnis.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaituperencanaan kota, perencanaan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain parabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
Pengertian Lingkungan
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut.
Bagi sebagian besar orang, waktu mereka dihabiskan untuk terlibat dalam organisasi baik formal maupun informal. Sejak kita memasuki masa sekolah hingga hidup bermasyarakat, tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti, seperti kelompok paduan suara, tim olahraga, kelosmpok musik atau drama, organisasi keagamaan di lingkungan tempat tinggal, atau juga bisnis.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Organisasi formal merupakan sistem tugas, hubungan, wewenang, tanggung jawab, dan pertanggung jawaban yang dirancang oleh manajemen agar pekerjaan dapat dilakukan. Sedangkan organisasi informal adalah suatu hubungan jaringan pribadi dan sosial yang mungkin tidak dilakukan atas dasar hubungan wewenang formal. Organisasi informal dapat terbentuk di dalam perusahaan karena adanya interaksi antar karyawan, contohnya kelompok arisan pada suatu kantor. Organisasi informal muncul karena adanya kebutuhan pribadi dan kelompok dalam suatu organisasi.
Seorang arsitek, adalah
seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli
lingkungan binaan.
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang mempengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.
Arti lebih umum lagi, arsitek adalah sebuah perancang skema atau rencana.
"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) +tekton (pembangun, tukang kayu).
Dalam penerapan profesi, arsitek berperan sebagai pendamping, atau wakil dari pemberi tugas (pemilik bangunan). Arsitek harus mengawasi agar pelaksanaan di lapangan/proyek sesuai dengan bestek dan perjanjian yang telah dibuat. Dalam proyek yang besar, arsitek berperan sebagai direksi, dan memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor. Bilamana terjadi penyimpangan di lapangan, arsitek berhak menghentikan, memerintahkan perbaikan atau membongkar bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang disepakati.
Namun dalam penerapan pekerjaan arsitektur jarang yang memperhatikan dampak lingkungan binaan sekitar
konsep arsitek terhadap lingkungan
1.
Memperhatikan
hubungan antara ekologi dan arsitektur, yaitu hubungan antara massa bangunan
dengan makhluk hidup yang ada disekitar lingkungannya, tak hanya manusia tetapi
juga flora dan faunanya. Arsitektur sebagai sebuah benda yang dibuat oleh
manusia harus mampu menunjang kehidupan dalam lingkugannya sehingga memberikan
timbal balik yang menguntungkan untuk kedua pihak. Pendekatan ekologis
dilakukan untuk menghemat dan mengurangi dampak – dampak negatif yang
ditimbulkan dari terciptanya sebuah massa bangunan, akan tetapi dengan
memanfaatkan lingkungan sekitar. Contoh terapannya yaitu, munculnya trend green
design.
2.
Memberikan
dampak pada estetika bangunan
3.
Dapat
memberikan pemecahan masalah pada tata letak bangunan atau kota.
4.
Memperhatikan
kondisi lahan yang akan dibangun. Sebagai contoh bila bangunan akan didirikan
pada lahan yang memiliki kemiringam, maka dengan pendekatan ekologis bisa
dicarikan solusinya seperti memperkuat pondasi, atau menggabungkan unsur alam
pada lingkungan dengan bangunan yang ada sehingga semakin estetis bangunan yang
tercipta.
Contoh :
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
Taman ismail marzuki, Cikini, Jakarta Pusat.
banyaknya lingkungan hijau di site bangunan tersebut dan pembuatan taman pada atap sehingga membuat dampak positif untuk mengurangi dampak global warming.
·
Sebagai taman
hijau kota.
·
Pembuatan the "Artificial
Sungai" dibuat sepanjang sisi barat laut situs untuk membantu mengumpulkan
air hujan untuk didaur ulang dan mengganti pagar sebagai batas ramah antara
taman dan sekitarnya.
Konsep Arsitek lingkungan Terhadap Sosial Budaya
Pengertian Sosial
Dalam usaha beradaptasi
dengan lingkungannya, manusia bekerjasama dengan sesamanya. akan tetapi
kerjasama itu hanya akan berjalan baik di dalam tertib sosial budaya serta
didalam wadah organisasi sosial. Organisasi sosial ini merupakan produk sosial
budaya, sekaligus merupakan wadah perwujudan dan pertumbuhan kebudayaan. Di
dalam organisasi sosial manusia hidup berkelompok dan mengembangkan norma
sosial yang meliputi kehidupan normatif, status, kelompok asosiasi, dan
institusi. Organisasi sosial mencakup aspek fungsi yang berwujud dalam
aktivitas bersama anggota masyarakat dan aspek struktur. Aspek struktur terdiri
dari struktur kelompok di dalam pola umum kebudayaan dan seluruh kerangka
lembaga sosial.
Setiap masyarakat
mempunyai 4 unsur penting yang menentukan eksistensinya yaitu struktur sosial,
pengawas sosial, media sosial dan standar sosial. Struktur sosial: setiap
masyarakat terdiri dari kelompok-kelompok untuk memudahkan pelaksanaan tugas;
Pengawas sosial: pengawas
sosial mencakup sistem dari ketentuan-ketentuan yang mengatur kegiatan dan
tindakan anggota masyarakat, pengetahuan empiris yang digunakan manusia untuk
menanggulangi lingkungan, dan pengetahuan empiris yang mengatur sikap dan
tingkah laku manusia seperti agama, kepercayaan, ideologi dan sebagainya.
Media sosial: Dalam
pelaksanaan tugas dan kegiatan sosial, diperlukan adanya komunikasi dan relasi
antar anggota masyarakat. Komunikasi dan relasi itu dilangsungkan dengan
menggunakan bahasa dan alat transportasi.
Standar sosial: standar
sosial merupakan ukuran untuk menilai tingkah laku anggota masyarakat serta
nilai tingkah cara masyarakat mencapai tujuan.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan merupakan
keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku
para anggotanya. kebudayaan tercifta oleh banyak faktor organ biologis manusia,
lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat
Budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fikus
budaya dapat berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya.
Setelah dikemukakan
masing-masing artik kata dari sosial dan budaya, maka pengertian sosial budaya
dapat dirumuskan adalah sebagai kondisi masyarakat (bangsa) yang mempunyai
nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yag dilandasi
dengan falsafah negara kesatuan Republik Indoesia.
Ketahanan di bidang
sosial budaya dimaksud menggambarkan kondisi dinamis suatu bangsa atau
masyarakat, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
pengembangan kekuatan nasional didalam menghadapi ancaman, gangguan, hambatan
dan tantangan dari dalam maupun dari luar yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara.
Definisi Sosial Budaya
pun dapat berkembang dan tercipta karena adanya kaitan erat antara kebudayaan
dan sosial itu sendiri. Perubahan kebudayaan bisa saja terjadi akibat adanya
perubahan sosial dalam masyarakat, begitu pula hal yang sebaliknya pun dapat
terjadi.
Peran Sosial Budaya
·
Sebagai pedoman dalam hubungan antara manusia dengan komunitas atau
kelompoknya.
·
Sebagai simbol pembeda antara manusia dengan binatang
·
Sebagai petunjuk atau tata cara tentang bagaimana manusia harus
berperilaku dalam kehidupan sosialnya.
·
Sebagai modal dan dasar dalam pembangunan kehidupan manusia.
Dampak Negatif Sosial Budaya
·
Menimbulkan kerusakan lingkungan dan kelangsungan ekosistem alam
·
Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang kemudian menjadi penyebab
munculnya penyakit-penyakit sosial, termasuknya tingginya tingkat kriminalitas.
·
Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang
biasanya dekat dalam hubungan sosial antar masyarakat.
Beberapa Contoh Bangunan Rumah Adat Yang Berkaitan
dengan Sosial-Budaya
1. Pola permukiman
Taneyan Lanjhang di Desa Lombang Kabupaten Sumenep
Perumahan tradisional
etnis Madura dalam suatu desa lebih merupakan kumpulan dari kelompok-kelompok
kecil rumah yang terpencar-pencar. Pola lingkungan yang terbentuk menyerupai
hamlet, yaitu kelompok kecil rumah-rumah petani yang terletak di ladang-ladang pertanian
luas yang dibatasi oleh pepohonan dan rumpun-rumpun bambu serta dihubungkan
oleh jalan kecil yang berliku-liku (Tjahjono et al. 1996), dan di sekitar
pekarangan rumah juga terdapat pohon-pohon, semak-semak, belukar, dan tanaman
yang membuat perumahan tersebut sebagian besar tertutup pandangan mata.
Pola perumahan pada
permukiman di Desa Lombang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pola perumahan
Taneyan Lanjhang dan pola perumahan selain Taneyan Lanjhang/linier mengikuti
jalan. Karakteristik fisik perumahan dengan pola Taneyan Lanjhang yang terdapat
di Desa Lombang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tipologi pola
perumahan Taneyan Lanjhang di Desa Lombang berdasarkan hasil temuan, antara
lain: a. Taneyan sebagai poros yang menghadap ke arah barat; b. Langgar (bagian
paling barat taneyan); c. Rumah kerabat yang berada dalam suatu taneyan
menghadap utara-selatan; d. Rumah tongghu (menghadap ke arah selatan); e. Arah
penambahan bangunan (ke timur); f. Dapur (bangunan tersendiri); dan g. Bangunan
tambahan lainnya (kamar mandi, kandang).
Hasil temuan tipologi pola susunan taneyan di Desa
Lombang dapat diklasifikasikan menjadi 5 (lima) pola perumahan, antara lain
Tipologi I (pola perumahan Madura asli), merupakan pola perumahan taneyan
lanjhang dengan kelengkapan rumpun taneyan; Tipologi II, merupakan pola
perumahan Taneyan Lanjhang yang letak rumah tongghunya menyimpang (tidak
menghadap ke selatan) atau arah penambahan bangunan menyimpang (tidak ke arah
timur), atau tidak memiliki bangunan dapur tersendiri atau ketiga-tiganya;
Tipologi III, merupakan pola perumahan Taneyan Lanjhang yang tidak memiliki
bangunan langgar dan dapur dalam kelengkapan rumpun taneyan-nya; Tipologi IV,
merupakan pola perumahan Taneyan Lanjhang seperti kriteria tipologi pada tipologi
II, dan dalam kelengkapan rumpun taneyan-nya arah hadap rumah tongghu yang
menyimpang (tidak menghadap ke selatan dan atau arah penambahan bangunan tidak
ke arah timur); Tipologi V, merupakan pola perumahan Taneyan Lanjhang yang
rumah tongghu-nya tidak menghadap ke selatan dan atau arah penambahan
bangunannya tidak ke arah timur.
2. Permukiman Suku Batak Mandailing
Pembagian wilayah kampung
di Mandailing merupakan sebuah pola grid yang ditandai oleh adanya jalan-jalan
setapak yang membelah kawasan permukiman. Orientasi bangunan semuanya menghadap
ke jalan-jalan yang ada. Pada awal terbentuknya perkampungan Mandailing,
terdapat beberapa lapis bangunan rumah. Lapisan pertama merupakan bangunan
hunian kerabat raja, yaitu sebagai berikut: a. Kahanggi adalah kelompok
keluarga semarga atau yang mempunyai garis keturunan yang sama satu dengan
lainnya di dalam sebuah huta (kampung) dan merupakan bona bulu, yaitu pendiri
kampung. Kahanggi terdiri atas 3 bagian besar yang biasanya disebut namora-mora
huta, yaitu suhut, hombar suhut, dan kahanggi pareban; b. Anak boru adalah
kelompok keluarga yang dapat atau yang mengambil istri dari kelompok suhut.
Anak boru juga berarti penerima anak perempuan; c. Mora adalah kelompok
keluarga pemberi anak perempuan; dan d. Lapisan berikutnya merupakan
bangunan-bangunan hunian rakyat biasa. Hal ini disesuaikan dengan status sosial
yang diatur oleh adat atau yang dikenal dengan sebutan Dalihan na Tolu.
Estimasi pola tatanan kampung di Mandailing dari hasil penelitian Fithri dalam
Nuraini (2004:16).
Peletakan tiap elemen
pada huta, didasarkan pada tiga aspek yang juga menjadi hierarki, yaitu (a)
kosmologi Banua, (b) sistem kepercayaan yang berkaitan dengan sungai dan
matahari, dan (c) kondisi alam yang meliputi ketinggian atau kontur tanah dan
keadaan sekitarnya, seperti letak dan orientasi rumah-rumah. Objek fisik
ditentukan letaknya berdasarkan zona yang sesuai, lalu orientasi ditentukan
berdasarkan letak sungai dan kedudukan matahari. Jika kondisi alam tidak
memungkinkan, orientasi dapat berubah, dengan syarat tidak membelakangi
matahari. Matahari secara keseluruhan dianggap sebagai sumber kehidupan,
sehingga jika rumah membelakanginya, maka penghuni rumah akan mendapatkan
kesulitan atau sial. Dalam hal ini, penerapan konsep Banua dan kepercayaan
terhadap sungai dalam menentukan arah orientasi di dalam huta sangat konsisten,
sedangkan sistem kepercayaan terhadap matahari sangat tergantung pada kondisi
alam.
3. Permukiman Tradisional Kaero Kecamatan Sanggalla, Toraja.
Permukiman tradisional
Kaero dapat dikategorikan dalam tipe permukiman yang berada di dataran tinggi.
Rumah-rumah hunian penduduk dalam permukiman sebagian besar adalah rumah
panggung di bangun berpencar dari lereng hingga lembah bukit, namun jarak antara
rumah yang satu dengan yang lainnya berdekatan. Tongkonan dan lumbung (alang)
dibangun menghadap utara selatan, sedangkan rumah-rumah penduduk tidak semuanya
menghadap ke utara. Area pemukiman Kaero tertutup oleh pohon bambu dan cemara
yang tumbuh dengan subur dan lebat di sekitar permukiman.
Elemen-elemen dalam
permukiman tradisional, seperti tongkonan, lumbung (alang), kandang, kebun
(pa’la’), rante, sawah, dan liang menggambarkan kondisi dari pemukiman aslinya.
Dalam permukiman tradisional Kaero terdapat dua tongkonan, yaitu Tongkonan
Kaero dan Tongkonan Buntu Kaero. Lokasi Tongkonan Kaero berada di lereng bukit,
sedangkan Tongkonan Buntu Kaero terletak di atas bukit sebelah selatan dan
tidak jauh lokasinya dari lokasi Tongkonan Kaero. Tongkonan Buntu Kaero dan
Tongkonan Kaero tidak dibangun dalam waktu yang bersamaan. Tongkonan yang
mula-mula dibangun di Kaero adalah Tongkonan Buntu Tongko yang merupakan cikal
bakal pusat permukiman di Kaero, baru kemudian dibangun Tongkonan Kaero. Di
sekitar kedua tongkonan tersebut terdapat rumah-rumah kediaman oleh penduduk
yang masih terikat secara kekeluargaan atau keturunan dari pemilik tongkonan
tersebut.
Strategi Pembangunan Bidang Sosial budaya
Pembangunan
bidang sosial budaya merupakan hal yang tidak mudah, karena terkait
dengan persoalan filsafat hidup bangsa, pandangan hidup masyarakat,
persepsi, cara berfikir, sistem nilai dan orientasi pada masyarakat. Sasaran
dari pembangunan bidang sosial budaya adalah membangun negara bangsa sehingga
menjadi negara modern tanpa kehilangan jati dirinya. Dalam meyusun
strategi pembangunan bidang sosial budaya, aspek yang perlu menjadi perhatian
adalah (1). Bahasa, (2) adat istiadat, (3) persepsi tetang kekuasaan, (4)
hubungan dengan alam, (5) locus of sistem, (6) pandangan tetnang wanita, dan
(7) Sistem keluarga besar.
Pembangunan aspek
tersebut karena berorientasi pada masyarakat maka harus dikategorisasikan dalam
tiga kelompok Golongan masyarakat yaitu golongan tradisional, golongan modernis
dan golongan ambivalen. Golongan masyarakat ynag tradisional cenderung menolak
modernisasi karena menganggap bahwa modernisasi lebih dekat pada proses
“westernisasi”, berorientasi masa lalu dan tingkat pendidikan yang
masih rendah. Golongan modernis adalah golongan yang telah medapatkan
pendidikan , terutama pendidikan tinggi, memiliki wawasan luas, dan
berorientasi masa depan. Sedangkan Golongan ambivalen berorientasi masa
sekarang, dan tidak mau bertanggung jawab dan mengambil resiko dari modernisasi.
Strategi yang dapat
ditempuh untuk melakukan pembangunan sosial budaya adalah dengan pendidikan
dalam arti yang seluas-luasnya. Yang dimaksudkan dalam pendidikan yang
seluas-luasnya adalah segala upaya yang dilakukan demi terwujudnya masyarakat
modern yang didambakan. Artinya bahwa proses pendidikan dapat
bersifat formal, informal dan non formal.
BANGUNAN HEMAT ENERGI
PENGERTIAN
Arsitektur Hemat Energi (Energy-Efficient Architecture)
Arsitektur yang berlandaskan pada pemikiran “meminimalkan penggunaan
energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan maupun
produktivitas penghuninya” dengan memanfaatkan sains dan teknologi mutakhir
secara aktif.
Mengoptimalkan sistem tata udara – tata cahaya, integrasi antara sistem
tata udara buatan-alamiah, sistem tata cahaya buatan-alamiah serta sinergi
antara metode pasif dan aktif dengan material dan insturumen hemat energi.
Credo form follows function bergeser menjadi form follows energy yang
berdasarkan pada prinsip konservasi energi (non-renewable resources).
Para pelopor arsitektur ini yakni Norman Fostern, Ingenhoven Overdiek &
partners.
KRITERIA
Konsep “hemat energi” bangunan memiliki implikasi langsung pada
peraturan, ekonomi, permintaan energi, dan lingkungan. Definisi juga diperlukan
untuk membandingkan kinerja bangunan energi atau untuk menilai mutlak hemat
energi. Kami mengusulkan tiga kriteria untuk sebuah bangunan hemat energi:
bangunan harus dilengkapi dengan peralatan yang efisien dan bahan yang
tepat untuk lokasi dan kondisi;
bangunan harus menyediakan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan
penggunaan bangunan yang dimaksudkan;
bangunan harus dioperasikan sedemikian rupa untuk memiliki penggunaan
energi rendah dibandingkan dengan, bangunan sejenis lainnya.
Sebuah bangunan yang efisien harus, minimal, berada di atas rata-rata di
tiga aspek tersebut. Ketika menetapkan standar hemat energi minimum, definisi
hemat energi berdasarkan biaya siklus hidup minimum cenderung menghasilkan
standar yang lebih ketat dan penghematan energi yang lebih besar daripada
strategi berdasarkan menghilangkan unit paling efisien.
GREEN ARCHITECTURE (ARSITEKTUR HIJAU)
PENGERTIAN
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau
lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber
daya material, air dan energi.
dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang:
efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada.
mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam
mengembangkan produktivitas penghuninya,
mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
PRINSIP-PRINSIP
Hemat energi : meminimalkan bahan bakar serta energi listrik dan
memaksimalkan energi alam sekitar yang ada (matahari sebagai cahaya diwaktu
pagi hingga sore hari)
Memperhatikan kondisi iklim : bangunan yang di desain haruslah memperhatikan
kondisi iklim di sekitar site (site tersebut mempunyai curah hujan tinggi atau
tidak)
Minimizing resources : penggunaan material bangunan dengan
mempertimbangkan aspek perlindungan ekosistem dan sumber daya alam
Respect for site / tidak berimplikasi negatif terhadap kesehatan dan
kenyamanan pengguna bangunan
Respect for user/ merespon keadaan tapak dari bangunan
Menerapkan/menggunakan prinsip-prinsip yang ada secara keseluruhan
CONTOH
Gedung New Media Tower, yang merupakan gedung
terbaru Universitas Multimedia Nusantara, dirancang sebagai gedung hemat energi
dengan menerapkan berbagai teknologi yang memungkinkan untuk melakukan
penghematan energi dengan memanfaatkan udara alami semaksimal mungkin tanpa
mengurangi kenyamanan.
Luas bangunan Gedung NMT ini sekitar 32 ribu meter persegi. Sedangkan
luas total seluruh lahan yang dimiliki UMN adalah 8 hektar, dengan pemanfaatan
40 persen, atau 2,4 hektar terbangun.
Penggunaan teknologi double skin, yang terbuat dari plat aluminium
berlubang, memungkinkan untuk mengontrol intensitas cahaya dan panas matahari
yang masuk kedalam ruangan sehingga ruangan cukup dingin dan terang.
Alhasil, penggunaan pendingin udara bisa dikurangi sehingga bisa
menghemat energi listrik. Seperti diketahui bahwa pendingin udara mengkonsumsi
energi listrik terbesar pada setiap gedung.
Lubang-lubang tersebut juga berfungsi untuk sirkulasi udara sehingga
koridor gedung tidak perlu menggunakan pendingin tetapi masih cukup nyaman. Di
lantai bawah yang digunakan sebagai kantin dan area pertemuan mahasiswa dibuat
dengan konsep terbuka menggunakan udara alami.
Selain itu, gedung ini juga memaksimalkan konservasi air dengan mendaur
ulang air limbah untuk digunakan kembali dan menangkap air hujan sehingga tidak
terbuang.
Memang, dengan gedung yang menggunakan lapis luar berupa aluminium yang
diberi lubang-lubang, sudah pasti air hujan akan masuk sehingga membuat sisi
pinggir koridor menjadi basah. Tetapi, ini adalah suatu hal yang normal, bahkan
sudah dibuatkan saluran air untuk pembuangannya secara cermat.
Sumber : -http://arsitekturdanlingkungan.blogspot.co.id/2012/10/pengertian-arsitektur-dan- lingkungan.html
-https://architecturesworldea77.wordpress.com/2014/11/18/arsitektur-hemat-energi/
-http://sitiyuliani-arsitekturr.blogspot.co.id/2012/10/arsitektur-lingkungan-aspek- sosial_88.html
Nama : Haris Winando
Kelas : 4TB03
NPM : 24314805