Pengertian Kegelisahaan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan menipakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa kawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala; memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya; duduk termenung sambil memegang kepalanya; duduk dengan wajah munmg atau sayu, malas bicara; dan lain-lain.
Kegelisahan menipakan salah satu elcspirsi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan sebagai kecemasan, kekawatiran ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi dapat disebutkan, behwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tecapai.
- Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektit), kecemasan neorotfic dan kecemasan moril.
- a). Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadaan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya. Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
Kenyataan yang pemah dialami seseorang misalnya pemah terkejut waktu diketahui dipakaiannya ada kecoa. Keterkejutannya itu demikian hebatnya, sehingga kecoa merupakan binatang yang mencemaskan. Seseorang wanita yang pemah diperkosa oleh sejumlah pria yang tidak bertanggung jawab, sering ngeri melihat pria bila ia sendirian, lebih-lebih bila jumlahnya sama dengan yang pemah memperkosanya. Kecemasan akibat dari kenyataan yang pemah dialami sangat terasa bilamana pengalaman itu mengancam eksistensi hidupnya. Karena seseorang tidak mampu mengatasinya waktu itu, terjadilah kemudian apa yang disebut stress. Kecemasan yang dialami oleh seorang bayi atau anak kecil dan sangat berkesan akan nampak kembali pada waktu ia sudah dewasa, misalnya ia mendapat perlakuan yang kejam dari ayabnya. Mungkin ia selalu cemas bila berhadapan dengan orang yang seusia ayahnya, tetapi ada pula yang memberikan reaksi membalik : karena ia mendendam, maka ia berusaha selalu untuk ganti berrbuat kejam sebagai pelampiasannya.
- (b). Kecemasan neorotis (syaraf)
Kecemasan ini timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
- (1) Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut akan bayangannya sendiri, atau takut akan id-nya sendiri, sehingga menekan dan menguasai ego. Kecemasan semacam ini menjadi sifat dari seseorang yang gelisah, yang selalu mengira bahwa seseuatu yang hebat akan terjadi.
Contoh :
- Didi anak laki-laki berumur 10 tahun. Ia duduk di kelas V SD. Pada suatu hari ia diberitahu ayahnya, bahwa bulan depan ayahnya dipindahkan ke kota lain. Mereka sekeluarga haws pindah. Sudah tentu Didi hams ikut. Jadi ia haws pindah sekolah di kota tempat ayahnya bertugas. Ibu Didi nampak gelisah, karena tinggal di tempat yang lama ia sudah betah, berkat adanya seorang ibu yang aktif menguinpulkan dan memajukan ibu-ibu. Lebih-lebih Didi, kareana baik di kampung maupun di sekolah Didi banyak kawannya. Karena itu ia takut kalau di tempat yang barn kelak ia tidak akan merasa betah. Bila tidak ikut pindah, akan ikut siapa; ikut pindah bagaimana di tempat yang barn nanti. Ia takut pada bayangannya sendiri.
- (2) Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Bentuk khusus dari phobia adalah, bahwa intensitet ketakutan melebihi proporsi yang sebenamya dari obyek
- yang ditakutkannya. Misalnya seorang gadis takut memegang benda yang terbuat dari karet. Ia tidak mengetahui sebab ketakutan tersebut, setelah dianalisis; ketika masih kecil dulu ia sering diberi balon karet oleh ayahnya, satu untuk dia dan satu untuk adiknya. Dalam suatu pertengkaran ia memecahkan balon adiknya, sehingga ia mendapat hukuman yang keras dari ayahnya. Hukuman yang didapatnya dan perasaan bersalah menjadi terhubung dengan balon karet.
- (3) Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya. Reaksi ini munculnnya secara tiba-tiba tanpa ada provokasi yang tegas. Reaksi gugup ini adalah perbuatan meredakan din yang bertujuan untuk membebaskan seseorang dari kecemasan neorotis yang sangat menyakitkan dengan jalan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh id meskipun ego dan superego melarangnya.
Contoh :
- Seseorang yang tidak biasa menyanyi atau bicara didepan umum, sekonyong-konyong diminta untuk menyanyi atau berpidato, maka ia gelisah, gemetar, dan hilang keseimbangan, sehingga sulit berbicara atau menyanyi.
- (c). kecemasan moril
Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.Tiap pribadi memiliki bennacam-macam emosi antara lain: hi, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kurang.
Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pemyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.
Sifat-sifat seperti itu adalah sifat yang tidak terpuji, bahkan mengakibatkan manusia akan merasa khawatir, takut, cemas, gelisah dan putus asa. Misalnya seseorang yang merasa dirinya kurang cantik, maka dalam pergaulannya ia terbatas kalau tidak tersisihkan, sementara itu ia pun tidak berprestasi dalam berbagai kegiatan, sehingga kawan-kawannya lebih dinilai sebagai lawan. Ketidakmampuannya menyamai kawan-kawannya demikian menimbulkan kecemasan moril.
1. Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan
hak-haknya.
Kata ishak, “Hak artinya
perintah atau segala ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.
Kalau
hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena
salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian
mereka dikembalikan kepada Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya
al-Haq mengikuti hawa nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”
Banyak
orang berfikir bahwa kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak “diinginkan”.
Tetapi para ahli jiwa berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup
manusia, atau sebagai “kawan akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku
manusia. Kegelisahan yang terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia,
lingkungan dimana ia tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.
Kegelisahan dan
kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat
mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahAkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang
berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan
disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif
kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat
dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan
bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan
kegelisahan.
Kegelisahan dan
Kondisi Lingkungan
Pemuasan
yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif
itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia
dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk
memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan
orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk
memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal
di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari
lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara
yang sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala
kadarnya.
KETERASINGAN
1. Pengertian Keterasingan
Keterangan
berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti
“sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari
pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal yang
berkenaan dengan tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau
terpisah dari orang lain.
Terasing
atau keterasingan adalah merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum mukmin
yang sedang berada ditemat pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum
pernah ia lihat sebelumnya, Allah SWT memberikan kesejukan hatinya dengan
menunjukkan kiblat shalatnya.
Seperti Firman-Nya:
“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan barat
maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah meliputi
seluruh alam). Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui
(QS. Al-Baqarah, 2:115)
Hamparan
bumi yang luas adalah tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada
Allah SWT. Karena dialah zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai
penjuru dunia.
2. Sebab-sebab Keterasingan
Orang
hidup dalam keterasingan, pertama sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat
diterima dan kedua karena perbuatannya. Jadi keduanya juga karena perbuatan
hanya berbeda sifatnya.
Bila kita simpulkan, kedua sebab hidup
keterasingan itu bersumber pada:
1. Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Perbuatan itu antara lain: mencuri, bersikap angkuh, sombong atau kaku.
2. Sikap rendah diri
Sikap
yang sejenis dengan angkuh atau sombong ialah sikap kaku, pemarah dan suka
berkelahi. Sikap seperti ini, sebab takut terjadi konflik batin ataupun konflik
fisik karena hal merupakan perbuatan anak kecil.
Sikap
ini juga disebut sikap minder. Bukan orang lain yang memandang dirinya rendah,
tetapi justru dirinya sendiri. Sikap rendah diri itu ada sebab-sebabnya,
mungkin cacat fisik, karena sosial ekonominya, rendah pendidikannya dank arena
perbuatannya.
a. Keterasingan karena cacat fisik
Cacat
fisik itu tidak perlu membuat hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak
Tuhan. Namun manusia, lain jalan pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya
yang cacat fisik, maka disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup
dalam keterasingan.
Seperti
halnya dalam film “Detik-detik menyentuh kasih” seorang kakek malu melihat
cucunya lahir dalam keadaan cacat kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu dengan
cara perlahan-lahan. Tetapi ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih saying,
dengan diam-diam membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh dari
pergaulan ramai.
Anaknya
di didik diajar membaca, menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut
mempunyai daya tangkap yang luar biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat
bersekolah, bahkan sampai ke perguruan tinggi, dan akhirnya anak yang telah
dewasa itu berhasil menjadi penulis yang baik.
b. Keterasingan karena social ekonomi
Ekonomi
kuat atau lemah adalah anugrahtuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan, tetapi
orang tidak boleh merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang sangat rendah.
Namun didalam kenyataan lain keadaanya. Orang-orang yang lemah ekonominya
sering kali merasa rendah diri, akibat orang-orang yang kaya sering
membanggakan kekayaanya, meskipun tidak disengaja.
Seperti
halnya dalam roman “Dian yang tidak kunjun padam karya st.Alisyahbana”, setelah
cintanya kepada Molek ditolak oleh orang tua Molek R. Mahmud dan Cik Siti:
Yasin mengasingkan diri dari pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa selain
rendah martabatnya juga miskin. Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual
nanas, Yasin kecewa, ddan menyembunyikan diri sebagai pertapa. Ia muncul pada
waktu Molek meninggal dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan
menyediakan barang yang diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal
akibat putus asa, kecewa atas perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab
pilihan orang tuanya,
c. Keterasingan karena rendah pendidikan
Dalam
pergaulan orang-orang yang berpendidikan rendah dan kurang pengalaman biasanya
menyendiri, mengasingkan diri karena serba sulit menempatkan diri.
d. keterasingan karena perbuatannya
Orang
terpaksa hidup dalam keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit,
bila nampak orang ingin mukanya ditutupi. Itu semua adalah akibat dari
perbuaannya yang tidak bias diterima oleh masyarakat lingkungannya.
3. Usaha-Usaha untuk Mengatasi Keterasingan
Keterasingan
biasanya terjadi karena sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tetapi juga
karena rendah diri, perbuatan yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap
sombong, angkuh, kaku, rasa rendah diri orang takut kehilangan hsknya. Untuk
mengatasi keterasingan ini perlu kesadaran yang tinggi’ Orang yang bersikap
disadarkan, karerna apa yang mereka lakukan dianggapnya sudah benar
semua.
KESEPIAN
1. Pengertian Kesepian
Kesepian
berasal dari kata sepi, artinya sunyilengang, tidak
ramai, tidak ada orang atau kenderaan, dan sebagainya. Kesepian adalah
keadaan sepi atau hal sepi.
Misalnya:
Setelah
tembakan gencar itu berhenti, tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan
suara deru mobil pun tak kedengaran.
Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Lama atau sebentar, perasaan kesepian ini bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya.
2. Sebab-sebab Terjadinya Kesepian
Bermacam-macam
penyewbab terjadinya kesepian, frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian yang
bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidaksuka
bergaul,ia kebih senang hidup sendiri.
Kesepian
itu akibat keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, keras
kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Kesepian
juga disebabkan karena takut kehilangan hak nama baik. Nama baik merupakan
harapan setiap orang. Bahkan orang takut matidemi menjaga nama baik. Meskipun
sudah berhati-hati menjaganya mungkin juga oranng masih berbuat salah, sehingga
cemar nama baiknya. Untuk ini, sering kali yang bersangkutan terpaksa hidup
mengasingkan diri, akibatnya kesepian.
KETIDAKPASTIAN
1.Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal
dari kata tidak pasti artinya tidak menentu
(pikirannya), apa yang dipikirkannya tidak searah. Itu semua
adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian
adalah bagian dari hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah
bagian hidup. Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah
mengalaminya.
Misalnya:
Ketika
anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu
menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab-sebab Terjadinya Ketidakpastian
Orang
yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, logis ataupun
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus)
dari luar, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki
baik, akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tanda obsesi, fobia/phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar
(buyuten),kehilangan pengertian (aparia), kehilangan kemampuan untuk menangkap
sesuatu (agnesia).
Menurut Siti Meichati dalam
bukunya kesehatan mental adda beberapa sebab orang tidak dapat berpikir dengan
pasti.
Sebab-sebab itu ialah sebagai berikut:
1.Obsesi
Obsesi
adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan
tertentu yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan,
atau sebab yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada
orang yang ingin menjatuhkan kita’
Contoh:
a. Seorang kepala bagian suatu instansi karena kurang
mampu bekerja selalu mempunyai ingatan pihak yang ingin menjatuhkannya.
b. Seorang pedagang yang maju pesat, pada suatu saat
berpikir olehnya ada kawannya yang bingin menjatuhkannya. Pikirannya itu tidak
hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia merugi.
2. Phobia
Phobia
adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal
atau kejadian, tanpa diketahii sebab-sebabnya.
Contoh:
a. Orang yang takut kepada tempat yang tinggi. Secara
tidak disengaja, jalan naik tak terasa, sampai atas, ia takut luar biasa
(Acrophobia)
b. Ada pula orang yang takut kepada orang banyak yang
sedang berkumpul. Pada suatu hari dirumahnya ada pencuri, iaberteriak sehingga
tetangga disekitarnya berlari datang ke rumahnya. Dalam sekejap telah berkumpul
puluhan orang. Herannya justru gemetaran, pucat, ketakutan luar
biasa (Ochlophobia)
Orang yang dilanda ketakutan itu
tidak dapat berfikir, pikirannya tidak pasti tidak menentu.
3. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyainan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat. Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
Delusi iniada tiga macam, yakni:
a. Delusi persekusi
Menganggap adanya keadaan yang jelek
disekitarnya.
b. Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan
besar. Orang seperti itu biasanya gila hormat. Menganggap orang di sekitarnya
sebagai orang-orang yang tidak penting. Akhirnya semua orang menjauhi juga.
Jadi, hampir sama dengan delusi persekusi. Yang jelas akibatnya sama, ialah
dijauhi semua orang.
c. Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina dan
berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan buyuten atau dikenal dengan nama delirium
tremens, hilangnya kesadaran dan menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi. Ia
kehilangan ingatannya sama sekali. Ia kehilangan ingatannya sama sekali,
mengalami tensi tinggi dan mengingat sesuatu yang belum pernah dialami.
Contoh:
Mang
cecep orang kampong pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu
tak dapat dijawab, mulutnya gementar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian
apa-apa darinya. Untung saja ia tak jaut pingsan.
4. Histeria
Ialah
neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari
sikap orang lain.
Contoh:
a. Neneng seorang gadis yang cukup manis. Pada suatu hari
ia melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis yang belum pernah
dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk dihatinya, dan setibanya di rumah dia
berteriak histeris.
b. Ketika ibu Bakri sedang melayani anaknya makan, datang
orang-orang mengeuk pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan keluarlah ia. Di
luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang ditutupi kain.
Ibu itu langsung bertanya siapa itu ?” Itu, bukan kang Bakri ! Semua yang
ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan. (Film rang-orang
laut).
5. Halusianasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan panca indra. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan Sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk
atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
Contoh:
a. Pada suatu hari saya diajak teman saya yang bernama
Nuradi pergi ke rumah orang yang dapat menyebutkan siapa yang mencuri TV nya.
Prewangan itu namanya Mbah Umi. Setelah Mbah Umi makan bunga mawar, kemudian
berbicara dengan suara yang agak berbeda, entah suara itu dibuat-buat atau
benar-benar suara yang timbul sebelumnya.
b. Atang memang seorang peminum. Bila sedang marah makin
hebat minumnya. Setelah ia mabuk biasanya ia mengoceh (berbicara tidak
menentu).
6. Kompulasi
Kompulasi
ialah keragu-ragu yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
serupa berulang kali (Neurose).
Contoh:
a. Keinginan untuk mengambil barang orang (mencuri),
padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin membeli, mampu
juga dia (Kleptomania)
b. Keinginan minum-minuman keras. Orang itu bukan pmabuk,
tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan minumnya tak dapat
dibendungnya (dispemania).
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada
keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau
terlalu gembira dank arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian,
nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan,
tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, dsb. Jelas kepada kita orang yang
demikian itu tidak mungkin dapat berfikir dengan tenang dan dengan baik.
Untuk
mengatasi atau untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari
penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita
perlu diajak pergi atau pergi sendiri ke spikolog.
Untuk
menghadapi kegelisahan biasanya dengan menggunakan sikap positif yang bias
berlaku umum ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu
meliputi
1. Hadapi dan rencanakan segala kemungkinan problema yang
timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi, sampai pada yang sejelek
mungkin.
2. Susunlah persiapan cara-cara menghadapinya beserta
pemecahannya.
3. Mendeteksi sebanyak mungkin tentang hal-hal yang
menyebabkan gelisah termasuk didalamnya; sebab-sebab dan problemanya.
4. Hadapilah dengan tabah kegelisahan beserta sebab-sebab
dan problemanya dan bersiap sedia.
5. Jika mampu meskipun mungkin tidak dapat secara spontan
hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
6. Ajaklah orang lain bekerja sama dalam mengatasi
kegelisahan ini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi perhatian atau
memahami keadaan sadar.
Bagaimana
usaha-usaha anda mengatasi kegelisahan dan ketidakpastian?
Usaha saya untuk mengatasi kegelisahan
dan ketidakpastian adalah dengan selalu beribadah dan lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT. Karna semakin kita mendekatkan diri kepadanya, maka rasa
gelisah akan hilang, namun jika kita menjauh darinya maka kita akan semakin
gelisah. Sesungguhnya Allah SWT sangat senang jika hambanya selalu mengadu
kepadanya, selalu mencurahkan perasaannya kepada Allah SWT. Dan untuk mengatasi
ketidakpastian, saya akan mencoba untuk menunggu dulu, jika ada kepastian, saya
akan tetap menunggu, namun jika sudah kelihatan ketidakpastiannya, lebih bai
saya hentikan usaha saya, contohnya dalam urusan cinta.
Nama :
Haris Winando
Kelas :
1TB02
NPM :
24314805